Saturday, November 16, 2019

Ratusan

Berapa lapis?
ratusan

kalimat yang pernah lucu
haha
tidak juga
bahkan sekarang tidak lagi

karena benar ada berlapis-lapis
puluhan, ratusan....
entah berapa banyak modalnya
untuk menyembunyikan atau mengubur

dalam-dalam
atau
rapat-rapat?

semacam seharusnya tidak perlu ditemukan,
tapi tidak mau dibuat menghilang

sudahlah jangan dibahas
aku lagi sensi

Sunday, October 27, 2019

Kita Mendapat Ego Kita Masing-masing

Bukankah itu yang pernah kita harap?
Dalam malam saat tak bisa tidur
Dalam tegun sambil menatap sang lawan bicara
Dalam kesal akan hal yang tak kunjung usai

Ada yang pernah bilang Hati-hati dalam mengucap harap
Peringatan macam apa pula yang mengharuskan hal seperti itu?!

Ternyata kadang semesta memang baik
Semesta mampu mewujudkan
Semesta mampu memperbolehkan
Semesta mampu membiarkan

Lalu mampu juga Ia bertanya kembali,
Itu kan mau mu?
Seperti itu kan maksudmu?
Bukan kah itu rengek mu selama ini?

Bahkan

Bisa-bisanya Ia pun mengucapkan:
Selamat!

Sunday, October 13, 2019

Benderang dan Malu

 Taman Dirgantara, Majalengka. 18 Mei 2019



Langit yang sedari tadi aku abaikan,
dan pemandangan si Bulan yang sempat kupunggungi.
Penuh, benderang, walaupun masih kurang percaya diri.
Maka malu-malu ia bersembunyi dibalik corak,
tidak kunjung pamer meski sudah sengaja kutunggu.

Mungkin Bulan tidak sombong,
maka ia indah.

---

Ngomong-ngomong,

Menenangkan juga akhirnya berhasil menyelesaikan satu post (karena seringnya cuma sampai draft)Sebenarnya bingung juga kenapa menenangkan. Mungkin ada yang bisa bantu jawab?

Monday, August 12, 2019

Gatau


Sunday, July 14, 2019

Bergolak

Disaat-saat seperti itu membuat ku tersadar
Betapa mampunya dunia membuat kita sakit
Betapa mampunya dunia melecehkan kita
Seakan kita tak bernyawa, tak berperasaan.

Terasa seperti jebakan,
Namun pernah membahagiakan
Terasa pahit sampai tak mau lagi mengicip,
Namun tak kuasa kembali menghampiri 
(untuk sedikit-sedikit mengingat rasanya).

Mungkin memang pantas dunia menertawakan manusia karena kita bebal
Atau mungkin dunia memang kejam, dan manusia pantas untuk memaki?

Mengapa?
Karena saat ini,
Aku seperti ingin marah.





Saturday, June 29, 2019

Titik

Pilu,
Membiru

Terimakasih tawa, yang menyamari perih
Terimakasih senyum, yang menyamari lemah

Tenang
Bayangan, angin, dan hijau

Hangat
Tumpukan bantal, tv, dan sarapan

Sendiri,
tidak sendiri

Berubah
pun tidak berubah

Debu tetap terbang oleh angin, 
Bandung kalau malam tetap dingin

Dan aku,
masih akan memberi pelukan kepada dia, mereka,

dan diriku sendiri
.

Friday, June 7, 2019

Shots Through The Moving Car


Consider these as lucky shots only, you may say, 
but I’d like to share just from what my eyes also capture.
We were heading somewhere and both strolling around the town at Palembang, South Sumatera. My Dad was driving the car, and I was not even bother to ask to stop while I shot. So I will just let it be.













Photos are taken by my one and only camera Sony A6000, 
with basic default lense because I am to broke to purchase another lense lol
Edited by iPhone's basic applications : VSCO and Tezza.


Cheers.

Friday, May 17, 2019

Sedikit

Kalau aku bisa katakan,
Ini semua adalah : mengerikan.

Seluruh isi kepala, isi hati, ataupun realitanya. 
Kalau disuruh menjelaskan mengapa, tidak bisa juga.
Kalau disuruh membayangkan, itu yang aku lakukan daritadi.

Tenang saja, ini aku bukan sedang mengeluh. Kalau dipikir-pikir sebenarnya aku cukup puas dengan diriku sendiri dengan bagaimana aku dapat melewati hari demi harinya dengan baik. Apalagi kalau sambil memikirkan orang-orang disekitarku yang sangat menyenangkan. Bawaannya hanya ingin bersyukur dan tersenyum.

Hal ini sehingga keputusan-keputusan ku yang sebenarnya mengerikan, menjadi tidak dapat aku sesali juga.

Mungkin dipengaruhi juga dengan bertambahnya sikap bodoamat ku, dan tetap bertahan saja pada hal yang kupercaya baik adanya.

Begitulah, entah apa maksud tulisan serampangan ini. Tapi ingin menyisipkan pesan kalau tidak bisa tidur 6 hari kemarin sudah cukup membuat kepala ku hampir meledak dan maka butuh tempat untuk menumpahkan semuanya, atau sebagian.

Untungnya, Majalengka dengan suhu panasnya yang hampir seperti sauna, serta kasur tidak empuk malah membuat ku tidur sangat sangat lelap. Ditambah lagi sofa yang sedang ku tiduri sekarang ini, tadi sudah berhasil membuat ku tidur siang selama 3 jam. Jadinya malam ini aku menunggu kantuk ditemani satu album lagu terbaik oleh Iwan Fals dan temanku yang sudah sangat pengertian menghadapi aku.


Selamat malam

Saturday, April 20, 2019

Jalan-jalan Ke Pasar Baru,

Cakeup.

Iya! Kemarin aku jalan-jalan ke Pasar Baru lagi setelah sekian lama.

Anyway, anggap saja yang bakal aku tulis itu tulisan kemarin ya, supaya aku bisa cerita seakan-akan yang kutulis itu hari ini. Abisnya yang ada dikepalaku susunan kata yang sebenarnya sambil kupikirkan selama diperjalanan kemarin. Niatnya memang mau langsung ngepost sepulang dari jalan-jalanku, tapi aku ke dokter gigi (akhirnya..!), terus pas pulang malah ngantuk hehehe.
-
Hari ini aku bangun agak siang. Main hp bentar, terus nyiapin sarapan buat aku dan dua sepupuku. Tau gak aku bikin apa? Garlic bread, pakai telur, pakai keju, sama saos. Terus enak gak? Untungnya sih abis ya dimakan, soalnya aku beneran ngide cuma modal lihat-lihat isi kulkas. Untuk ukuran kayak aku yang jarang banget di dapur, plis ini di apresiasi..

Gak ada siapa-siapa lagi dirumahku kecuali kita bertiga. Sambil nunggu sepupu-sepupuku bangun, aku nonton aja film Split. Baru dixtonton setengah, yang lain udah bangun dan ngajak jalan-jalan. Alhasil, ku stop dulu dan mandi duluan deh biar cowok-cowok ini gak kelamaan nungguin siap-siapnya cewek.

Awalnya kita pingin ke Museum, naik busway (iya tau transjakarta, tapi udah terlanjur familiarnya begitu) atau Krl keliling-keliling Jakarta aja. Tapi karena kita udah kesiangan untuk mulai melakukan itu semua, jadilah setelah sekitar 1 setengah jam berfikir plus siap-siap, kita pilih ke Pasar Baru sekalian makan Bakmi!








Bakmi yang kita makan itu Bakmi Gang Kelinci. Dulu kita inget pernah makan ini walaupun udah lupa rasanya. Sekalian nostalgia jadi kita kesini lagi. Ah, iya enak! Kalau kamu udah pernah nyoba Bakmi Gang Kelinci, aku saranin kamu makan Bakmi Abun. Aku gak tau sih ya enakan yang mana, karena kita agak nyesel juga bukannya makan Bakmi Abun yang belum pernah. Baru lihatnya setelah perut udah kenyang huhu.

Disini juga banyak jajanan. Hari ini aku udah jajan tahu, cireng, telur gulung, dan es lemon indomaret..... Hampir aja beli martabak mini, untung perutku tau diri.

Selain itu, aku baru sadar kalau pasar baru jual macem-macem banget. Mulai dari kain-kain, sepatu, alat salon, kosmetik, kamera, elektronik. Plus satu lagi yang menarik dan aku baru tau! Di Pasar Baru jual baju-baju bekas import juga loh. Kalau familiarnya sih macam di Senen atau Gedebage, Bandung gitu deh. Adanya di lantai 4 Metro Plaza. Tempatnya nyaman, dan lumayan banyak tokonya. Lebih nyaman kalau dibandingin sama Senen, tapi lebih sedikit dan sepi kalau dibandingin sama Gedebage. Barang-barang yang dijual kebanyakan Jaket musim dingin. Ada juga kaos-kaos, baju, celana, tas-tas dan sepatu.

Aku akhirnya ngelilingin selama satu setengah jam-an. Beberapa ada yang aku taksir. Ada kaos bagus gitu sama 2 biji tas yang berhasil mencuri hati, tapi gara-gara harga nya belum sesuai tawaranku dan  ditambah kegalauan ini, jadinya gak jadi terbeli. Lumayan nyeseeel sih pas pulang.. huhu.  Sedangkan kalau sepupu-sepupuku berhasil ngebawa pulang 2 jaket. Hikmah yang bisa diambil, aku lumayan bangga sama diri aku yang sekarang udah lumayan menjadi 'picky shopper' hahahaha, gak kebayang kalau versi aku yang dulu dibawa kesini.

Sore menjelang maghrib kita pulang. Senang sekali memutuskan pergi kesini walaupun jadi kurang ada persiapan kalau-kalau mau nyari apa atau mau beli apa mumpung berkunjung kesini. But there's still next time, right?

Ohya, friendly reminder, kalau mau kesini harus pinter-pinter nawar ya!

Ajak aku lagii juga boleeehhh hihi

Saturday, March 2, 2019

Dalam Diam

Satu dua kali aku hembuskan nafas bersuara
Air mata tetap bisa mengalir begitu saja

Tidak,
Ini tidak lagi disertai rasa sakit
kadang hanya malah menyisakan senyum

Angin dingin ini berhembus membuat kulitku bergidik
tapi sebenarnya tidak terlalu beda dengan isi tubuhku

Oh Biru, katakan.
Apa yang dalam diam kau tulis
Apa yang dalam diam menoreh luka

Tidak,
hati ini tidak akan patah lebih lagi
tidak akan juga memudar
tidak akan juga hilang

Hanya akan kubiarkan
terbang,
tenggelam,
menari,
berdiskusi

-
Dalam diam