Thursday, September 1, 2022

Menari

Terlena aku oleh nada mendayu-dayu

puluhan warna pelan-pelan menyatu

ikut melantun menari bersama kaki

tiap lenggok memanjai melodi


Ini bukan dunia yang kita mau

namun hasrat tubuhmu bersorai

Menikmati alunan dengan senyuman,

bisakah aku tinggal lebih lama?


Andai kita dapat berbisik untuk meminta

mimpi bisa ditinggali

dan memberikan kenyataan pada mereka

yang ada dan peduli


Jemariku tetap menari mengikuti hati

mengulang nada itu-itu saja

Semakin lama semakin tenang

Aku hanyut dan pasrah

Wednesday, May 18, 2022

Tidak Tetap Sama

Sampai kapan dan sampai panjang

Kepala menebak-nebak waktu untuk usai


Beberapa kebahagiaan ternyata dapat mencekat

Beberapa juga dapat direnggut dengan cepat


Menciptakan jeda yang menuntut segera dimengerti hikmahnya

Cepat atau lambat justru jadi justifikasi untuk menunda-nunda


Siapa pilih menetap dengan mantap

Atau pilih berlari untuk mencari


Aku mau lepas dari yang mengikat,

dan aku mau tetap ingat. 

Wednesday, November 17, 2021

Rahasia

Apa yang akan kau lakukan terhadap buku itu?

Menyerbu ratusan—ribuan kata. Lalu,

Menghajar ratusan—ribuan isi kepala; yang berisik dan memekakan.

Dengan dalih menenangkan, padahal hanya lari dan mengganti angan


Mungkin juga menyalakan musik

Sehingga membuat bertanya-tanya bagaimana bisa Dia/mereka dapat menghasilkan hal seindah itu.

Dan, menikmati keheranan tsb lebih dari musiknya.


Berisik sudah diam. 

Dan, diam pun menjadi suara.

Apakah suara(-suara) tersebut benar ada?


Dingin dari malam-malam itu hadir.

Tiap kata pun terbentuk menjadi kalimat-kalimat rahasia

Mengimbangi rasa dingin, dan tak boleh ada yang tahu


Rahasia itu ada untuk disimpan,

karena hanya aku yang tahu, yang mengerti.

Agar selalu juga mengucap terima kasih (tanpa suara)

Dan diri ini, ku peluk erat-erat..

Monday, May 25, 2020

Masih

Tercekat aku dalam pikir dan kata sendiri
Pada pikir yang masih tentang itu-itu saja
Pada kata yang tidak pernah berhasil tersusun,
apalagi tersampaikan tanpa jadi terkesan lucu

Pedih yang dibalas dengan tawa
Tapi tawa bisa tercipta dari hal paling menyedihkan
Siapa sebenarnya yang kau coba tipu,
Dirimu atau hanya sekedar orang lain

Jantung ini telah dirajam berkali-kali
Bijaksananya aku mulai bertanya pada diri
Mungkin ini bukan perkara siapa tapi apa
Atau ketidaktahuan, ketidakberanian --

Disatu sisi sore adalah waktu terbaik
Jangan sampai gelap, dan terik dapat membutakan
Dalam gelap aku sengaja kembali pada pikir
Tenggelam dan memberi waktu lebih lama; sampai akhirnya aku tersedak

Menyusun kata masih bukan menjadi keahlianku
Kadang aku menganggap puisi adalah sarana
Bagi mereka yang terlalu takut untuk bercerita secara gamblang
Namun diperuntukkan bagi mereka yang tidak takut jujur; merasa, tenggelam, tercekik

Dalam jiwa, kepala, dan tenggorokan.